Penyair itu seperti air
meski bebatu dan ranting rumput hanyut
tetap mengalir
Penyair itu seperti kabut
meski hujan dan malam larut
sajak tetap terajut
Penyair itu seperti kenari
meski sepi dan benci mengurung hati
tetaplah lincah menari
Dan,
Penyair itu bukan aku
meski selaksa sajak sehari
'ku tak bisa menjadi matahari
'ku tak bisa melukis mimpi
Tapi sajakku ada di sini.
2011.
PUISI-PUISI CUCUK ESPE
Selasa, 11 September 2012
Selasa, 28 Agustus 2012
Kisah Burung Manyar
Gemercak angin menyapa daun bambu
Burung manyar merentak sayap
Hinggap terbang di pucuk senyap
Menuju sarang dan terlelap
Selesai hidup matahari redup
Aku ceritakan tentang burung itu
Kepadamu sebelum malam pengap
Rembulan tersesat di belantara awan
Jatuh membayang di sela air
pendar dan hilang kabar
Seribu burung manyar terpejam
Seribu burung manyar tertunduk diam
Saat angin merayu pucuk bambu
--; di jantung kampungku
Kini adalah pohon bambu menyambutmu
Saat sayup menderas kalbu
Saat bayang jagung kering membeku
Adakah sarang itu berteriak lantang;
"Datanglah padaku oh burung manyarku
Tidurlah di relungku oh burung manyarku
Simpanlah sayap sebelum esok menyerbu"
Burung manyar terbang liar
Melayang nanar tanpa binar
Tinggal angin menyapa pucuk bambu
Sarang kosong tanpa peluk rindu
Biarkah Sang Manyar hinggap di jemarimu
--; Biarkan!
2011
Burung manyar merentak sayap
Hinggap terbang di pucuk senyap
Menuju sarang dan terlelap
Selesai hidup matahari redup
Aku ceritakan tentang burung itu
Kepadamu sebelum malam pengap
Rembulan tersesat di belantara awan
Jatuh membayang di sela air
pendar dan hilang kabar
Seribu burung manyar terpejam
Seribu burung manyar tertunduk diam
Saat angin merayu pucuk bambu
--; di jantung kampungku
Kini adalah pohon bambu menyambutmu
Saat sayup menderas kalbu
Saat bayang jagung kering membeku
Adakah sarang itu berteriak lantang;
"Datanglah padaku oh burung manyarku
Tidurlah di relungku oh burung manyarku
Simpanlah sayap sebelum esok menyerbu"
Burung manyar terbang liar
Melayang nanar tanpa binar
Tinggal angin menyapa pucuk bambu
Sarang kosong tanpa peluk rindu
Biarkah Sang Manyar hinggap di jemarimu
--; Biarkan!
2011
Jumat, 24 Agustus 2012
Rabu, 15 Agustus 2012
Senja Pelabuhan Ratu
Aku ada di sini
Di tepi Pelabuhan Ratu
Menulis sajak memeluk pantai
Camar rindukan pantai
Hilang di karang landai
Aku ada di sini
Kepada pasir angin mengalir
Kepada bebatu tajam menghadang
Pecah gelombang sebelum tujuan
--; Basahi jemari sedalam lukamu
Ada perahu di ujung cakrawala
Melaju di senja Pelabuhan Ratu
Seperti doa kupanjatkan penuh ragu
Seperti lentera sunyi malam itu
Malam ketika nelayan hilang kejujuran
2011
Di tepi Pelabuhan Ratu
Menulis sajak memeluk pantai
Camar rindukan pantai
Hilang di karang landai
Aku ada di sini
Kepada pasir angin mengalir
Kepada bebatu tajam menghadang
Pecah gelombang sebelum tujuan
--; Basahi jemari sedalam lukamu
Ada perahu di ujung cakrawala
Melaju di senja Pelabuhan Ratu
Seperti doa kupanjatkan penuh ragu
Seperti lentera sunyi malam itu
Malam ketika nelayan hilang kejujuran
2011
Senin, 13 Agustus 2012
Sajak Minum Kopi
Tuangkan kopi secangkir saja
Pelepas dahaga sebelum senja
Kibaskan penat sebelum terjaga
Lepaskan duka tuang sebisanya
Mari minum sepelan lupa
Hidup harus memiliki arti
Meski hitam secangkir kopi
Meski kelam jangan pikir lagi
Bulan tak akan mengulang hari
Tapi ombak selalu memeluk pantai
--; Di sini aku menulis sunyi
Sebelum matahari merah sembunyi
Tumpahkan kopi ke tepi hati
Sedikit lagi.
Jakarta, 2011
Pelepas dahaga sebelum senja
Kibaskan penat sebelum terjaga
Lepaskan duka tuang sebisanya
Mari minum sepelan lupa
Hidup harus memiliki arti
Meski hitam secangkir kopi
Meski kelam jangan pikir lagi
Bulan tak akan mengulang hari
Tapi ombak selalu memeluk pantai
--; Di sini aku menulis sunyi
Sebelum matahari merah sembunyi
Tumpahkan kopi ke tepi hati
Sedikit lagi.
Jakarta, 2011
Hidup dalam Sajak
Mari bicara dengan hati dewasa
Seperti rerumputan ketika senja
Seperti rembulan rona purnama
Menari di antara risau tanpa henti
--; Begitulah hidup kita lewati
Menjadi dewasa bukan soal kata
Ketika mampu mempermainkan makna
Bahwa hidup sejatinya berhenti
Saat kita tak kuasa bermimpi
--; Bukan mati tetapi hilang diri
Mari bicara dengan hati dewasa
Seperti malam menidurkan matahari
Seperti hujan melepas janji.
2011
Seperti rerumputan ketika senja
Seperti rembulan rona purnama
Menari di antara risau tanpa henti
--; Begitulah hidup kita lewati
Menjadi dewasa bukan soal kata
Ketika mampu mempermainkan makna
Bahwa hidup sejatinya berhenti
Saat kita tak kuasa bermimpi
--; Bukan mati tetapi hilang diri
Mari bicara dengan hati dewasa
Seperti malam menidurkan matahari
Seperti hujan melepas janji.
2011
Sabtu, 04 Agustus 2012
Pada Jembatan Berbatu
Jalan itu menikung dan berbatu
Padahal hujan baru saja berlalu
Bias embun seperti cermin
Di rerumputan tanah membeku
Baca sajakku jika gelisahmu berlalu
Baca sajakku jika malammu beradu
--; Dan berhentilah di jembatan itu
Ambillah sepucuk dedaun, ambil!
Jatuhkan ke riuh air tanpa ragu
Seekor ikan terjerat mata kail
Lihat dia berlari dan terus berlari
--; Tanpa peduli detak jantungmu
Ini jalan menikung dan berbatu.
April, 2011
Padahal hujan baru saja berlalu
Bias embun seperti cermin
Di rerumputan tanah membeku
Baca sajakku jika gelisahmu berlalu
Baca sajakku jika malammu beradu
--; Dan berhentilah di jembatan itu
Ambillah sepucuk dedaun, ambil!
Jatuhkan ke riuh air tanpa ragu
Seekor ikan terjerat mata kail
Lihat dia berlari dan terus berlari
--; Tanpa peduli detak jantungmu
Ini jalan menikung dan berbatu.
April, 2011
Langganan:
Postingan (Atom)