Sabtu, 04 Agustus 2012

Cerita Untuk Istriku

Istriku, puisi ini tak pernah selesai
Ketika lunglai rindu mendedah batu
Ketika sunyi menebah wajah
Ada tangkai hujan membisu
--; kutulis cerita sebelum pagi

Tentang sampan di danau kecil
Menebar jala tanpa mata kail
Menyimpan kabar ragu menggigil
Jangan biarkan sampan itu
Pulang sebelum cakrawala memanggil

Istriku, puisi ini tak pernah selesai
Ketika malam hanyutkan embun
Rebahlah! Rebahlah seperti bidadari
Kusunting rerumputan tanpa daun
--; Meski juntai kabut tak terpahami


                             Jakarta, November 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar